TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pangsa pasar asuransi properti terus menyusut. Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pada semester awal tahun ini mencatat, pangsa pasar asuransi properti merosot menjadi 27,4% dari semester sama tahun lalu 29,9%. Pangsa pasar properti dikalahkan oleh asuransi kendaraan bermotor naik menjadi 30,1% dari sebelumnya 29%.
Sampai semester awal, total premi asuransi umum Rp 18,89 triliun tumbuh 12,8% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 16,74 triliun. Kontribusi asuransi properti Rp 5,1 triliun atau tumbuh 3,5% dari periode sama tahun lalu Rp 5 triliun.
Sedangkan klaim bruto asuransi properti justru tumbuh 24,6% menjadi Rp 2 triliun dari periode sebelumnya Rp 1,6 triliun. Premi Rp 5,6 triliun atau naik 17,2% dari sebelumnya Rp 4,8 triliun.
Makin menyusutnya asuransi properti diperkirakan karena masih terjadi perang tarif. Sehingga pelaku memilih berhati-hati menerima risiko asuransi properti. Selain itu, pemberian komisi kepada jasa perantara seperti broker atau pialang belum ada standardisasi.
Dulu, komisi untuk broker kisaran 15%-20%, sekarang ini sudah kisaran 25%-30%. Serta tarif premi properti dihitung menggunakan model per mil. "Makanya pertumbuhan kendaraan bermotor besar, preminya terasa beda dengan properti," kata Julian Noor, Direktur Eksekutif AAUI, pada Rabu (5/9).
Bukan sekali ini pangsa pasar properti menyusut. Pada akhir tahun 2011, pangsa pasar bisnis ini sudah menyusut menjadi 28,07%, dibandingkan tahun sebelumnya 28,25%. Kondisi akhir tahun itu, gejalanya sudah terlihat sejak kuartal III-2011.
Sebenarnya gejala perang tarif ini terjadi sejak 5 tahun belakangan. Mengantisipasi hal ini, AAUI sudah menyiapkan data untuk statistik asuransi properti yang akan diajukan ke regulator sebagai bahan pengkaji harga premi.
Sayangnya rencana itu belum terwujud. "Maunya sih semester awal tahun ini kami selesaikan, tetapi tunggu lah, usahakan tahun ini sudah beres," ungkap Budi Herawan, Kepala Bidang Statistik, Informasi dan Analisa AAUI. (*)
Sumber: Tribunnews.com