Kemudahan pelayanan, keragaman produk, dan kesiapan agen untuk
membantu masyarakat dalam perencanaan keuangan merupakan bagian dari
upaya untuk memenangkan persaingan global di Industri Asuransi.
Sebagaimana industri keuangan lain, asuransi menjadi bagian dari Asean
Economic Community atau dalam asuransi tergabung dalam forum Asean
Insurance Council (AIC) yang akan memasuki pasar bebas pada tahun 2015.
Menghadapi pasar bebas tersebut, setiap pelaku industri asuransi
diharapkan meningkatkan kompetensi, kualitas, dan daya saing, baik dari
sisi permodalan, infrastruktur, maupun SDM.
Asuransi-asuransi terbesar di dunia sudah lama mengibarkan bendera di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Prudential Life Assurance asal UK, Allianz Life Indonesia asal US (?), dan AIAGroup asal Hongkong. Harus diakui bahwa perusahaan asuransi asing sudah menjadi penguasa industri asuransi di tanah air. Transfer knowledge menjadi tugas penting yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut kepada para praktisi lokal.
Saat ini, AAJI dilibatkan oleh Bapepam-LK dalam menyusun SKKNI ( Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) untuk industri asuransi. Hingga akhir tahun diharapkan ada enam profesi yang memiliki SKKNI, yaitu underwriter, klaim, reasuransi, broker, agen, dan aktuaris. Penyusunan SKKNI tersebut melibatkan sejumlah lembaga pendidikan dan lembaga sertifikasi.
Persoalan permodalan menjadi poin kunci untuk memberkuat industri asuransi dalam menghadapi persaingan Asean. Masih ada sekitar 20-30 perusahaan asuransi yang belum memenuhi persyaratan permodalan minimal Rp 70 miliar. Ketentuan modal itu berlaku hingga akhir tahun 2012. Pada 2014 modal minimal asuransi dinaikkan menjadi Rp. 100 miliar.
Kualitas SDM dan tenaga agen harus mulai mendapat perhatian. Mereka harus punya kualitas setara dengan agen asuransi dari negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Di kedua negara tersebut para agen asuransi sudah memiliki standar sebagai perencana keuangan (financial planner).
Oleh: Afrianto Budi Purnomo
(disarikan dari majalah Investasi, Juli 2012)