![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO6WPRtWK8m3HmaMhOaoxdHZfIev9Pc2a0xzl9xEWRbTM6s0kFOc-SWmz49MZ-EXh6b1VVvhULqha1UN1tcVaPcSWvsY-G0KULvqfcU4WibQPWk-aH5GtUKk9lCSY-vr9IK9IWylk8DcIl/s1600/1181698081p.jpg)
Hendrisman menjelaskan, angka pertumbuhan bisa tercapai bila perekonomian tumbuh sebesar 6,3%-6,7%. Selain itu, angka pertumbuhan bisa berubah kalau aturan International Financial Result Standar (IFRS). "Karena kami belum tahu apakah nanti investasi dan premi akan dipisahkan atau tidak," ujar Hendrisman, Selasa (20/11).
Selain faktor IFRS, tantangan industri asuransi pada tahun depan ada beberapa. Antara lain, beroperasinya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rancangan undangan-undangan perasuransian.
Sebagai gambaran, tahun depan jumlah asuransi menjadi 46. Sebanyak 58% adalah perusahaan swasta nasional dan 32% perusahaan joint venture. Hendrisman menegaskan, kemungkinan jumlah asuransi joint venture tahun 2013 akan bertambah karena banyak yang menyatakan minat untuk masuk Indonesia.
Sumber: Kontan
Tags
News