AAUI: Asuransi mikro terkendala jalur distribusi



JAKARTA--Pembukaan segmen asuransi mikro terhambat minimnya jalur distribusi sehingga memberatkan biaya.
 
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor mengatakan, pasar asuransi segmen mikro masih belum banyak tersentuh karena industri asuransi belum menemukan jalur distribusi yang efisien untuk menjangkau segmen di luar korporasi.
 
"Karena di luar korporasi preminya tidak mahal, apalagi mikro. Belum ketemu channel distribusinya, jangan-jangan cost lebih tinggi daripada preminya," ujar Julian, Selasa (20/11).
 
Saat ini, industri asuransi masih didominasi asuransi kendaraan bermotor dan properti. Menurut data AAUI, asuransi kendaraan bermotor memimpin pasar dengan 30,1%, disusul asuransi properti sebesar 27,4%.
 
Julian meminta regulator menjembatani kondisi ini dengan cara mensinergikan jalur distribusi lembaga keuangan non-bank dengan lembaga perbankan yang memiliki channel lebih mapan. Komunikasi ini dapat dimulai oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membawahi lembaga keuangan perbankan dan non perbankan.
 
"Perbankan telah lebih masuk ke sektor mikro dibandingkan asuransi dan lembaga pembiayaan lainnya. Ini nantinya bisa disinergikan, agar cost distribusi lebih rendah," terangnya.
 
Julian menjelaskan, sinergi itu misalnya dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan kantor cabang perbankan yang telah menjangkau sektor mikro untuk mendistribusikan produk asuransi.
 
"Bisa dicontoh apa yang dilakukan Jepang, asuransi wajib kendaraan bermotor yang diatur oleh negara didistribusikan lewat jalur swasta konvensional. Itu bisa dipertimbangkan," terangnya.
 
Pengamat ekonomi Aviliani menilai, pasar asuransi masih sangat terbuka karena ditopang kelas menengah di Indonesia.
 
Menurut Aviliani, penetrasi industri asuransi masih rendah karena masyarakat belum terlalu mengenal produk-produk asuransi meskipun kemampuan keuangan sudah meningkat.
 
"Orang-orang kaya ini belum memiliki cukup pengetahuan untuk me-manage keuangan. Ketika pendapatan meningkat, konsumsi meningkat luar biasa. Di sinilah fungsi asuransi dan lembaga keuangan lain untuk menawarkan produk-produk," terangnya.
 
Aviliani mengatakan, segmen yang potensial digarap adalah asuransi mikro di sektor perdagangan dan pertanian.
 
"Coba masuk ke pedagang di pasar Tanah Abang, atau petani ketika masa panen," ujarnya.
 
Aviliani menambahkan, produk-produk asuransi yang diperuntukkan bagi sektor mikro harus disesuaikan dengan  perilaku masyarakat yang bergerak di sektor tersebut. Salah satu yang jadi pertimbangan misalnya jangka waktu pembayaran premi bagi petani yang jatuh pada musim panen.
 
Sebelumnya, Sharia Division Head PT Asuransi Adira Dinamika Bimo Kustoro mengatakan mulai melirik sektor mikro dan retail. Mulai tahun depan, lanjutnya, Adira akan menyasar sektor retail seperti asuransi perumahan dengan nilai pertanggungan di bawah Rp 5 miliar.
 
"Saat ini sudah ada, tapi akan dikembangkan lagi," katanya.
 
Pengembangan pasar retail ini, kata Bimo, dilakukan sebagai perluasan cakupan pasar yang saat ini masih didominasi asuransi kendaraan bermotor.
(faa)



Sumber: Bisnis Indonesia

Terimakasih telah berkunjung. Silakan meninggalkan komentar, bertanya, atau menambahkan materi yang telah saya sediakan.

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال