Dipicu kerugian satelit Telkom, KLAIM JASINDO melonjak



JAKARTA: Beban klaim PT Asuransi Jasa Indonesia meningkat signifikan pada kuartal IV dan dipastikan telah melampaui rencana kerja pada tahun ini.
Beban klaim tersebut berasal dari pembayaran klaim satelit komunikasi T3 milik PT Telkom Indonesia Tbk senilai  US$185,32 juta atau setara dengan Rp1,76 triliun. Pembayaran klaim tersebut dilakukan karena satelit telekomunikasi tersebut gagal mengorbit sejak diluncurkan pada 7 Agustus lalu.
Budi Tjahjono, Direktur Utama PT Jasindo, mengatakan perseroan juga baru saja membayar klaim senilai US$34 juta  atau setara Rp323 miliar. Namun dia enggan untuk mengungkapkan nama nasabah korporasi yang mendapatkan pembayaran tersebut.
"Total pembayaran klaim bulan ini mencapai Rp2,2 triliun, termasuk klaim satelit Telkom dan salah satu nasabah senilai US$34 juta," ujarnya seusai seremoni simbolis pembayaran klaim kepada Telkom, Rabu (28/11).
Budi mengaku lupa besaran beban klaim selama tahun ini. Namun dia memastikan, beban klaim tersebut sudah jauh melampaui rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2012 yang ditetapkan Rp1,6 triliun. "Bahkan pembayaran klaim khusus bulan ini sudah melampaui target RKAP 1 tahun," jelasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, jumlah klaim bruto Jasindo pada akhir semester I/2012 mencapai Rp648,72 miliar, meningkat 24% dibandingkan setahun lalu. Adapun premi bruto perseroan pada akhir Semeter I mencapai Rp1,8 triliun.
Budi optimis target keuntungan pada tahun ini akan tercapai meskipun terjadi peningkatan beban yang signifikan. Hal ini disebabkan karena sebagian klaim yang dibayarkan perseroan sebenarnya sudah di reasuransi.
Salah satunya adalah risiko dari satelit T3 yang telah direasuransi dengan menggandeng 37 underwriter dan lima asuransi. Jumlah risiko yang ditanggung oleh reasuransi dalam satelit T3 mencapai 98%. "Kami mendahulukan membayar klaim ke Telkom, meski belum mendapatkan dana dari reasuransi," ujarnya.
Dia optimis perseroan dapat mencapai target laba pada tahun ini yang ditetapkan Rp256 miliar. Sementara itu, perolehan laba pada periode Januari-Juni mencapai Rp146,09 miliar. "Masih ada waktu untuk mencapai target tersebut. Kami berharap klaim tidak bertambah lagi," jelasnya.
Sementara itu, pada tahun depan perseroan menargetkan pertumbuhan premi sebesar 25% dan laba sebesar 18% . Ini sesuai dengan arahan Kementerian yang ingin BUMN meningkat pesat. "Untuk mencapai target itu, kami akan perkuat pada ritel dibandingkan dengan korporasi," ujarnya.
Dia menjelaskan penguatan pada ritel tersebut dilakukan dengan pembenahan pada jalur distribusi dan pemasaran. Adapun untuk produk pada segmen ritel, lanjutnya, akan tetap sama. (faa)
Sumber: Bisnis

Terimakasih telah berkunjung. Silakan meninggalkan komentar, bertanya, atau menambahkan materi yang telah saya sediakan.

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال