Siapa yang akan menjadi pemimpin pasar micro insurance di Indonesia sangat ditentukan oleh ketepatan merancang produk dan sekali lagi ketepatan memilih jalur ditribusi. Siapa cepat, dia dapat. Julian Noor
Hal tersebut diungkapkan oleh Julian Noor, direktur eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia atau AAUI (klik). Asuransi mikro nampaknya mulai disadari sebagai satu-satunya terobosan untuk menjangkau pasar bagi masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah. Harus disadari bahwa kesadaran berasuransi masyarakat Indonesia masih rendah. Hal tersebut diperparah lagi dengan kenyataan bahwa asuransi memang cukup mahal.
Hingga saat ini, penulis menilai belum banyak perusahaan asuransi jiwa maupun asuransi kerugian yang menampilkan prestasi yang bagus dan dikatakan memimpin pasar asuransi mikro. Rasa saya bukan soal ketepatan produk yang diciptakan bagi masyarakat, tetapi lebih pada ketepatan memilih jalur distribusi. Kelemahan pada pengelolaan rantai pasokan dalam proses distribusi akan menjadi ancaman besar bagi perusahaan asuransi yang menerbitkan produk asuransi mikro. Proses distribusi ini menjadi ancaman besar karena regulasi mensyaratkan bahwa asuransi hanya boleh dijual oleh perusahaan asuransi, agen, dan broker.
Tahun 2013 menjadi tahun yang baik bagi perusahaan-perusahaan asuransi untuk mengembangkan asuransi mikro. Kehadiran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan mulai bekerja di 2013 menjadi peluang bagi industri asuransi untuk mendapatkan kemudahan dan kelonggaran peraturan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan asuransi mikro di Indonesia. Regulasi harus semakin fleksibel untuk mendorong industri masuk ke segmen mikro.
Dengan regulasi yang lebih fleksibel dan kemampuan perusahaan untuk merancang jalur distribusi yang tepat, penulis yakin bahwa di tahun 2013 ini akan mulai bermunculan pemimpin pasar asuransi mikro di Indonesia.
Oleh Afrianto Budi P