Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, yaitu 237,6 juta jiwa. Besarnya jumlah penduduk di Indonesia didukung oleh luasnya demografi Indonesia dan juga tingginya angka kelahiran yang terjadi di Indonesia. Pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah sebesar 12,36% atau sebesar 29,89 juta orang dan jumlah penduduk kelas menengah ke bawah sebesar 75,44% dari keseluruhan penduduk Indonesia (www.bps.go.id). Besarnya jumlah penduduk dengan perekonomian kelas menengah ke bawah mengindikasikan bahwa pasar mikroasuransi masih terbuka luas untuk dikembangan.
Asuransi mikro dapat menjadi penolong utama bagi para keluarga berpenghasilan rendah terhadap musibah yang tak terduga, dan mencegah mereka untuk makin terperosok ke dalam jurang kemiskinan. Asuransi mikro bukanlah suatu jenis produk khusus yang memberi layanan tertentu. Asuransi ini menyediakan alternatif pengalihan risiko untuk keluarga berpenghasilan rendah dan ditawarkan dalam berbagai bentuk. Misalnya, untuk membiayai pendidikan anak bila tulang punggung pencari nafkah keluarga meninggal; untuk membiayai rumah sakit anak-anak; atau untuk melindungi petani kecil terhadap ancaman gagal panen karena kekeringan atau kejadian iklim ekstrim lainnya.
Beberapa perusahaan Asuransi Umum sudah mulai mencari produk-produk asuransi yang bisa dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Di ACA sendiri, sudah ada beberapa asuransi mikro yang beredar di masyarakat, antara lain asuransi demam berdarah, asuransi mudik, asuransi santunan kebakaran. Beberapa produk asuransi mikro siap diluncurkan beberapa waktu mendatang.
Hal yang tidak kalah penting dari membuat berbagai varian dalam asuransi mikro adalah mendapatkan partner bisnis sebanyak-banyaknya. Agen dan broker tentu tidak tertarik dengan bisnis semacam ini karena tanpa jaringan yang luas bisnis tidak akan berkembang. Partner bisnis adalah mereka yang memiliki jaringan luas dan brand image yang bagus di masyarakat yang dapat turut memasarkan produk asuransi mikro kepada masyarakat.
Bank Dunia di Indonesia sedang membantu pengembangan inovasi ini dengan mempertemukan para penyusun kebijakan dengan penyedia jasa asuransi, serta membagikan pengetahuan dan pengalaman praktek asuransi mikro dari berbagai negara. Seiring dengan mulai tersedianya produk-produk asuransi mikro ini, masyarakat harus diberikan penyuluhan mengenai manfaat produk asuransi mikro. Bersamaan dengan itu, Perusahaan Asuransi juga perlu bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait dan pihak-pihak yang berpotensi sebagai penyalur produk asuransi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penyaluran asuransi mikro.