JAKARTA, KOMPAS.com — Perusahaan asuransi umum mulai
memasang kuda-kuda, mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak.
Persiapan yang mereka lakukan mulai dari menyasar segmen nonmotor hingga
merevisi target perolehan premi.
Eduardo,
Junior Director Asuransi Central Asia (ACA Insurance), mengaku akan
merevisi target bisnis jika kenaikan harga BBM berpengaruh terhadap
laju penjualan kendaraan bermotor. Namun, jika tidak berpengaruh,
pihaknya tidak akan terjadi revisi target.
Saat
ini ACA sedang memantau perkembangan rencana pemerintah menaikkan
harga BBM. "Kami melihat bagaimana nanti. Kalau ada pengaruh, tentu kami
revisi," ujarnya, Selasa (28/5/2013).
Tahun
ini ACA menargetkan premi sebesar Rp 2,6 triliun atau tumbuh 24 persen
dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 2,1 triliun. Pelambatan laju
penjualan kendaraan bermotor tentu akan memukul bisnis ACA.
Maklum,
kontribusi terbesar mereka datang dari asuransi kendaraan bermotor
sebesar 50 persen dan 40 persen dari properti. Sisanya berasal dari
asuransi pengangkutan, rangka kapal, dan aneka.
Asuransi
Astra Buana mengkhawatirkan hal serupa. Anak usaha Grup Astra tersebut
memperkirakan, tahun ini premi asuransi bisa stagnan. "Terus terang
bagi kami, sekarang ini tahun tantangan," kata Direktur Astra Buana
Hendry Yoga.
Ia menambahkan, tahun ini
merupakan tahun yang penuh tantangan bagi asuransi kendaraan bermotor.
Sebab, bisnis mereka sudah terpukul karena aturan uang muka pembelian
kendaraan.
Bisnis mereka akan semakin
terpukul jika terjadi kenaikan harga BBM. Kedua hal ini akan
memperlambat penjualan sepeda motor sehingga masyarakat yang mengambil
polis asuransi kendaraan bermotor sedikit berkurang. Ujung-ujungnya,
jumlah premi juga berkurang.
Tahun ini,
Astra Buana memperkirakan premi bruto akan mencapai Rp 3,1 triliun atau
sama dengan pencapaian tahun lalu. Kontribusi terbesar datang dari
asuransi kendaraan bermotor.
Indra Baruna, Presiden Direktur
Asuransi Adira Dinamika, mengaku tidak akan merevisi target. Asuransi
yang mayoritas sahamnya miliki Bank Danamon ini tetap menargetkan
perolehan premi Rp 2 triliun, naik dari perolehan tahun lalu Rp 1,7
triliun. "Pengaruh BBM ke sepeda motor sangat kecil. Kenaikan harga BBM
akan terasa ke bisnis mobil," ujarnya. (Feri Kristianto/Kontan)
Sumber: KompasCom
Tags
News