JAKARTA - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)
mengklaim, industri asuransi Indonesia mampu menunjukkan pertumbuhan
yang positif. Hal ini tercermin dari total pendapatan pada 2012 yang
meningkat 20,4 persen menjadi Rp133,15 triliun dari tahun sebelumnya
yang sebesar Rp110,36 triliun.
"Ini menunjukkan pertumbuhan industri asuransi yang baik di tengah gejolak kondisi ekonomi global," ungkap Ketua bidang Akturia dan Riset AAJI Maryoso Sumaryono, di The Plaza Office, Jakarta, Jumat (3/5/2013).
Dia menjelaskan, dari total pendapatan tersebut, 80 persennya didominasi sumbangan pendapatan total premi sebesar Rp107,73 triliun yang tumbuh 14,38 persen dibanding tahun sebelumnya.
Selain itu, Maryoso menjelaskan, premi bisnis baru menyumbang 70 persen dari total pendapatan premi, yakni tumbuh 11,28 persen menjadi Rp75,01 triliun, sedangkan premi baru memberi kontribusi 30 persen tumbuh 22,17 persen menjadi Rp32,72 triliun.
Premi produk tradisional memberi kontribusi 52 persen dari total portofolio dan 48 persen bisnis baru dari produk unit link. "Apabila dilihat dari premi lanjutan, maka unit link menyumbang 62 persen dari total premi lanjutan dan tradisional menyumbang 38 persen," tuturnya.
Menurutnya produk unit link dan produk tradisional sama-sama mendorong pertumbuhan bisnis baru industri asuransi. "Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin memahami pentingnya perlindungan asuransi jiwa dalam perencanaan keuangan jangka panjang," timpalnya. (wdi)
"Ini menunjukkan pertumbuhan industri asuransi yang baik di tengah gejolak kondisi ekonomi global," ungkap Ketua bidang Akturia dan Riset AAJI Maryoso Sumaryono, di The Plaza Office, Jakarta, Jumat (3/5/2013).
Dia menjelaskan, dari total pendapatan tersebut, 80 persennya didominasi sumbangan pendapatan total premi sebesar Rp107,73 triliun yang tumbuh 14,38 persen dibanding tahun sebelumnya.
Selain itu, Maryoso menjelaskan, premi bisnis baru menyumbang 70 persen dari total pendapatan premi, yakni tumbuh 11,28 persen menjadi Rp75,01 triliun, sedangkan premi baru memberi kontribusi 30 persen tumbuh 22,17 persen menjadi Rp32,72 triliun.
Premi produk tradisional memberi kontribusi 52 persen dari total portofolio dan 48 persen bisnis baru dari produk unit link. "Apabila dilihat dari premi lanjutan, maka unit link menyumbang 62 persen dari total premi lanjutan dan tradisional menyumbang 38 persen," tuturnya.
Menurutnya produk unit link dan produk tradisional sama-sama mendorong pertumbuhan bisnis baru industri asuransi. "Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin memahami pentingnya perlindungan asuransi jiwa dalam perencanaan keuangan jangka panjang," timpalnya. (wdi)
Sumber: Okezone
Tags
News