TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Bank Jawa Barat Banten Tbk (BJBR) akan mengakuisisi PT Asuransi Staco Mandiri. Rencananya, Bank BJB akan menyuntik dana
segar sebesar Rp 60 miliar untuk Staco. "Jadi BJB melakukan penyertaan
modal," kata Ruhari, Direktur Utama Staco Mandiri, Selasa, (9/7/2013).
Saat ini, modal Staco berada di sekitar Rp 80 miliar. Dengan
penyertaan modal Rp 60 miliar, maka nantinya BJB akan menjadi pemegang
saham mayoritas. Ruhari menyebut, masuknya BJB ini akan menggerus
kepemilikan para pemegang saham lama.
Berdasarkan laman situs
Staco Mandiri, perusahaan asuransi umum ini dimiliki oleh Dana Pensiun
Bank Mandiri Dua sebesar 62,79%, Yayasan Kesejahteraan Pensiunan Bank
Dagang Negara yakni 7,66%, PT Tugu Pratama Interindo yaitu 6,86%, Dana
Pensiun Pertamina 4,85%, Dana Pensiun karyawan Jamsostek 3,92%, Dana
Pensiun karyawan Taspen 3,92%, Dana Pensiun Jasa Raharja 2,74%, Dana
Pensiun PT Asuransi Jasa Indonesia 1,96 %, PT Quartasonni Puteri 2,87%,
dan terakhir PT Asuransi Ramayana yakni 2,42%.
Ruhari bilang,
pemegang saham lama sudah ada setuju dengan akuisisi BJB. Persetujuan
ini nanti akan disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB).
Proses akuisisi BJB terhadap Staco Mandiri ini
rencananya akan berlangsung awal kuartal keempat tahun ini. Pihak Staco
Mandiri pun terus melakukan komunikasi secara intens dengan bank
pembangunan daerah (BPD) asal Jawa Barat tersebut.
Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) telah menentukan modal minimum perusahaan asuransi Rp 100
miliar untuk konvensional dan Rp 25 miliar untuk syariah tahun depan.
Maka dengan suntikan dana dari BJB, Ruhari yakin modal Staco Mandiri
akan melebihi ketentuan minimum tersebut pada 2014.
Setelah
menjadi milik BJB, Staco akan menggenjot potensi pasar di Jawa Barat.
Tahun ini, Staco Mandiri akan menambah 3 cabang baru yakni di Cirebon,
Cilegon, dan Tasikmalaya. Ini akan menggenapkan cabang Staco Mandiri
akan menjadi 20 unit.
Ruhari menyebut bahwa produk unggulan pada
Staco Mandiri yakni personal accident plus Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK). Produk tersebut digabung dengan asuransi jiwa untuk kematian
secara normal. Meski begitu, perolehan premi terbesarnya yakni 45% masih
diraih dari asuransi kebakaran. Selanjutnya, kendaraan yakni 16%. Lalu
general accident termasuk pengangkutan uang oleh perbankan yaitu sekitar
10%.
Premi yang berhasil Staco Mandiri kumpulkan mencapai Rp 35
miliar per Mei tahun ini. Jumlah tersebut tumbuh 29% dari Rp 27 miliar
di periode yang sama tahun lalu. Hingga akhir tahun ini, Staco Mandiri
berharap dapat menerima premi Rp 90 miliar. Target tersebut meningkat
12% dari premi tahun lalu Rp 80 miliar.
Pada semester pertama ini,
Staco Mandiri telah mengantungi laba Rp 7 miliar. Pertumbuhannya bahkan
melonjak 250% dari Rp 2 miliar di periode yang sama tahun lalu.
"Periode kemarin turun karena ada faktor krisis Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang rendah. Sehingga hasil investasinya rendah," kata
Ruhari.
Ia meyakini pertumbuhan yang lebih baik dapat terlaksana
tahun ini. Hingga akhir 2013, Staco Mandiri yakin dapat meraup laba Rp
10 miliar. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat 25% dari raihan laba
akhir tahun lalu, Rp 8 miliar. (Annisa Anindya Wibawa)
Sumber: Tribunnews