TEMPO.CO, Jakarta - Klaim asuransi palsu kembali merebak di Inggris. Kali ini klaim tersebut berkaitan dengan cedera whiplash. Cedera ini sering digunakan oleh para karyawan untuk membuat klaim cedera pribadi palsu senilai ribuan pound sterling.
The MOS, yang menyelidiki kasus ini, mengungkapkan bahwa klaim palsu tersebut telah membuat perusahaan mengeluarkan biaya sebesar £ 2 miliar atau sekitar Rp 31 triliun per tahunnya, dan telah menempatkan premi bagi setiap pengendara sebesar £ 90 atau Rp 1,5 juta per tahunnya. Dari tahun 2005 sampai 2010, klaim asuransi atas cedera ini melonjak sebesar 70 persen, meskipun kecelakaan di jalan hanya sebesar 23 persen. Dailymail melaporkan kasus ini pun sedang ditindaklanjuti oleh petugas berwenang.
Whiplash atau cedera leher adalah cedera yang terjadi ketika kepala bergerak secara tiba-tiba dari belakang langsung ke depan. Kondisi ini mendorong otot leher dan ligamen bergerak di luar kisaran normal. Biasa terjadi pada saat seseorang mengalami kecelakaan yang menyebabkan kepala terlempar dari belakang kemudian ke depan.
Insiden lain, seperti pelecehan seksual atau olahraga dengan gerakan berlebihan, juga dapat memicu terjadinya whiplash. Setelah kecelakaan biasanya timbul gejala leher terasa kaku dan nyeri, sakit kepala yang paling sering terasa di dasar tengkorak, pusing, penglihatan menjadi kabur, dan mudah lelah. Beberapa orang juga mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, masalah ingatan, gangguan tidur, telinga suka berdering, dan mudah tersinggung.
The MOS, yang menyelidiki kasus ini, mengungkapkan bahwa klaim palsu tersebut telah membuat perusahaan mengeluarkan biaya sebesar £ 2 miliar atau sekitar Rp 31 triliun per tahunnya, dan telah menempatkan premi bagi setiap pengendara sebesar £ 90 atau Rp 1,5 juta per tahunnya. Dari tahun 2005 sampai 2010, klaim asuransi atas cedera ini melonjak sebesar 70 persen, meskipun kecelakaan di jalan hanya sebesar 23 persen. Dailymail melaporkan kasus ini pun sedang ditindaklanjuti oleh petugas berwenang.
Whiplash atau cedera leher adalah cedera yang terjadi ketika kepala bergerak secara tiba-tiba dari belakang langsung ke depan. Kondisi ini mendorong otot leher dan ligamen bergerak di luar kisaran normal. Biasa terjadi pada saat seseorang mengalami kecelakaan yang menyebabkan kepala terlempar dari belakang kemudian ke depan.
Insiden lain, seperti pelecehan seksual atau olahraga dengan gerakan berlebihan, juga dapat memicu terjadinya whiplash. Setelah kecelakaan biasanya timbul gejala leher terasa kaku dan nyeri, sakit kepala yang paling sering terasa di dasar tengkorak, pusing, penglihatan menjadi kabur, dan mudah lelah. Beberapa orang juga mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, masalah ingatan, gangguan tidur, telinga suka berdering, dan mudah tersinggung.
Sumber: tempo