Metrotvnews.com, Jakarta: Peningkatan minat terhadap layanan kesehatan yang lebih baik akan mendorong permintaan asuransi. Penelitian baru memperkirakan industri asuransi kesehatan akan menjadi empat kali lipat lebih besar pada tahun 2020 di Asia Tenggara.
Industri asuransi kesehatan di Asia Tenggara dilaporkan akan tumbuh hingga US$24 miliar pada 2020 dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 15%, dari jumlah sebelumnya senilai US$6 miliar.
Menurut sebuah penelitian oleh Roland Berger Strategy Consultant yang bertajuk 'Asia Tenggara–Batasan Baru untuk Perusahaan Asuransi Kesehatan', konsumen segmen menengah akan mendorong permintaan terhadap polis asuransi kesehatan untuk membuka akses ke layanan kesehatan yang lebih maju dalam enam tahun ke depan.
"Dengan peningkatan pendapatan belanja dan jumlah konsumen yang lebih makmur di wilayah ini, kesehatan pribadi dengan cepat jadi prioritas pertama bagi mereka," kata partner dan Kepala Jasa Keuangan untuk Asia Tenggara, Roland Berger Strategy Consultant, Philippe Chassat di Jakarta, Jumat (20/9).
Perusahaan asuransi di regional Asia Tenggara juga akan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan polis grup perusahaan. Segmen yang terdiri dari perusahaan multinasional, perusahaan domestik besar dan UKM level atas dilaporkan akan meningkatkan premium dari perkiraan 20-25% tahun 2010, hingga 35-45% di tahun 2020.
Saat pasar asuransi kesehatan secara regional tumbuh empat kali lipat pada 2020, Indonesia akan menghadapi peningkatan sebesar enam kali lipat dalam premi Asuransi Kecelakaan Diri & Kesehatan di 2020 hingga sebesar US$4 miliar dari penilaian sebelumnya yang sebesar US$0,7 miliar pada 2010.
Chassat menegaskan, pertumbuhan asuransi di Indonesia akan didukung oleh kelas menengah yang ingin meningkatkan perlindungan asuransi, lalu infrastruktur layanan kesehatan publik yang belum berkembang, dan dukungan pemerintah untuk meningkatkan perlindungan kesehatan. "Semua faktor pendorong pengembangan pasar asuransi kesehatan memiliki peran sangat penting di Indonesia," kata Chassat.
Pengeluaran masyarakat Indonesia untuk layanan kesehatan per kapita adalah sebesar US$79 pada 2010, dibandingkan dengan Thailand sebesar US$185 dan Malaysia sebesar US$379. Perusahaan asuransi akan dapat mengambil keuntungan dan memanfaatkan kesempatan pasar yang tumbuh di tahap awal ini.
Menurut perkiraan Roland Berger, pengeluaran untuk layanan kesehatan di Indonesia akan jadi lebih dari dua kali lipat pada 2020, yaitu mencapai US$200 per kapita. "Ketika asuransi kesehatan dan jaminan sosial yang didanai oleh pemerintah diperkirakan akan berkembang, biaya keseluruhan layanan kesehatan akan berkembang pula sehingga meningkatkan jumlah pengeluaran out-of-pocket secara nominal dan memicu peningkatan permintaan terhadap perlindungan asuransi pribadi," jelasnya.
Kelas menengah yang berkembang semakin menginginkan produk-produk dengan perlindungan yang lebih canggih dan memberikan akses ke layanan kesehatan yang lebih maju. Tanpa mempertaruhkan tabungan. (Wibowo)
Editor: Henri Salomo Siagian
Sumber: Metrotvnews
Industri asuransi kesehatan di Asia Tenggara dilaporkan akan tumbuh hingga US$24 miliar pada 2020 dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 15%, dari jumlah sebelumnya senilai US$6 miliar.
Menurut sebuah penelitian oleh Roland Berger Strategy Consultant yang bertajuk 'Asia Tenggara–Batasan Baru untuk Perusahaan Asuransi Kesehatan', konsumen segmen menengah akan mendorong permintaan terhadap polis asuransi kesehatan untuk membuka akses ke layanan kesehatan yang lebih maju dalam enam tahun ke depan.
"Dengan peningkatan pendapatan belanja dan jumlah konsumen yang lebih makmur di wilayah ini, kesehatan pribadi dengan cepat jadi prioritas pertama bagi mereka," kata partner dan Kepala Jasa Keuangan untuk Asia Tenggara, Roland Berger Strategy Consultant, Philippe Chassat di Jakarta, Jumat (20/9).
Perusahaan asuransi di regional Asia Tenggara juga akan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan polis grup perusahaan. Segmen yang terdiri dari perusahaan multinasional, perusahaan domestik besar dan UKM level atas dilaporkan akan meningkatkan premium dari perkiraan 20-25% tahun 2010, hingga 35-45% di tahun 2020.
Saat pasar asuransi kesehatan secara regional tumbuh empat kali lipat pada 2020, Indonesia akan menghadapi peningkatan sebesar enam kali lipat dalam premi Asuransi Kecelakaan Diri & Kesehatan di 2020 hingga sebesar US$4 miliar dari penilaian sebelumnya yang sebesar US$0,7 miliar pada 2010.
Chassat menegaskan, pertumbuhan asuransi di Indonesia akan didukung oleh kelas menengah yang ingin meningkatkan perlindungan asuransi, lalu infrastruktur layanan kesehatan publik yang belum berkembang, dan dukungan pemerintah untuk meningkatkan perlindungan kesehatan. "Semua faktor pendorong pengembangan pasar asuransi kesehatan memiliki peran sangat penting di Indonesia," kata Chassat.
Pengeluaran masyarakat Indonesia untuk layanan kesehatan per kapita adalah sebesar US$79 pada 2010, dibandingkan dengan Thailand sebesar US$185 dan Malaysia sebesar US$379. Perusahaan asuransi akan dapat mengambil keuntungan dan memanfaatkan kesempatan pasar yang tumbuh di tahap awal ini.
Menurut perkiraan Roland Berger, pengeluaran untuk layanan kesehatan di Indonesia akan jadi lebih dari dua kali lipat pada 2020, yaitu mencapai US$200 per kapita. "Ketika asuransi kesehatan dan jaminan sosial yang didanai oleh pemerintah diperkirakan akan berkembang, biaya keseluruhan layanan kesehatan akan berkembang pula sehingga meningkatkan jumlah pengeluaran out-of-pocket secara nominal dan memicu peningkatan permintaan terhadap perlindungan asuransi pribadi," jelasnya.
Kelas menengah yang berkembang semakin menginginkan produk-produk dengan perlindungan yang lebih canggih dan memberikan akses ke layanan kesehatan yang lebih maju. Tanpa mempertaruhkan tabungan. (Wibowo)
Editor: Henri Salomo Siagian
Sumber: Metrotvnews
Tags
News