JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) bekerjasama
dengan Kementerian Pertanian meluncurkan Asuransi Ternak Sapi (ATS) guna
meningkatkan produksi sapi yang pada akhirnya mampu menghendalikan
harga yang memicu inflasi.
Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengatakan, BI bertugas mengendalikan inflasi yang membebani komponen petani.
"Berbagai
komoditas pangan yang jadi sumber inflasi, harus dicarikan jalan
keluar, tidak hanya mengandalkan impor tapi cara yang lebih produktif,"
kata Halim dalam sambutan peluncuran ATS di gedung BI, di Jakarta, Rabu
(23/10/2013).
Menurutnya, karakteristik usaha sektor pertanian
harus mendapat perhatian serius dari pemerintah karena resikonya atau
kerawanannya. Seperti misalnya untuk subsektor peternakan, ada resiko
penyakit, gagal breeding, dan juga resiko kehilangan, serta harga yang
jatuh.
Ia mengatakan, dalam 5 tahun terakhir ini ada upaya untuk
mengurangi risiko-risiko itu. Usaha di sektor pertanian, lanjutnya, tak
cukup dengan penambahan modal melalui kredit atau akses ke perbankan
saja.
Namun, perlu adanya pembinaan, jaringan pemasaran, serta
pengurangan resiko. Akhirnya, skema baru untuk sektor pertanian pun
muncul dengan diluncurkannya asuransi ternak sapi.
"Program ini
sangat baik meski bari ada empat perusahaan asuransi. Kalau didukung
lebih banyak tentu ini akan baik mengurangi resiko kredit macet yang
dialami perbankan," kata dia.
"Kalau resiko ini berkurang,
peternak mendapat akses yang lebih besar ke perbankan, dan menjadi
dorongan besar untuk meningkatkan produksi," pungkasnya. Peluncuran
ditandai dengan penyerahan polis kepada lima peternak sapi anggota
Koperasi Warga Mulya, Sleman, Yogyakarta, dan lima anggota Asosiasi
Peternak Sapi Boyolali (Aspin).
Sumber: KOMPAS