Liputan6.com, Jakarta : Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama Kementerian Keuangan sedang membuat tim dalam mengkaji pendirian perusahaan reasuransi terbesar di Indonesia.
Deputi Bidang Usaha dan Jasa Kementerian BUMN, Gatot
Trihargo mengatakan, setelah dibuat tim, maka ada kajian dan poin-poin
khusus yang didapatkan dalam membangun perusahaan reasuransi terbesar di
Indonesia.
"Untuk reasuransi lagi buat tim, tim yang mengkaji
membuat reasuransi itu. Mudah-mudahan bulan Desember kajiannya sudah
selesai," ujar Gatot ketika ditemui di gedung Bank Mandiri, Jakarta,
Selasa (12/11/2013).
Menurut Gatot, Kementerian BUMN terus
berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam membuat tim
kajian pembangunan perusahaan reasuransi itu. Hal itu dilakukan agar
kedua institusi mengerti regulasi dan ketentuan apa saja yang diperlukan
dalam membangun perusahaan reasuransi terbesar di Indonesia.
Gatot
menjelaskan, setelah membuat tim kajian, maka diperlukan tim keuangan
yang menggabungkan empat perusahaan reasuransi yang dimiliki BUMN.
Dalam
membangun perusahaan reasuransi terbesar di Indonesia, harus ada
pemahaman yang sama diantara empat perusahaan reasuransi yang akan
digabungkan menjadi satu. Sehingga tidak ada salah paham diantara
mereka.
"Harus ada pemahaman yang sama, tapi tetap ada ada anchor
yang mengkepalai reasuransi itu. Tapi tujuan pembuatan perusahaan
reasuransi memiliki tujuan positif kok, agar kita memiliki perusahaan
reasuransi terbesar di Indonesia," tutur Gatot.
Ketika ditanya yang menjadi anchor
dalam perusahaan reasuransi tersebut, Gatot mengakui, PT Asuransi
Ekspor Indonesia (ASEI) yang akan mengepalai perusahaan reasuransi
tersebut. (Dis/Ahm)
Sumber: Liputan6