JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat, Fitch
Ratings menyatakan industri asuransi jiwa dan asuransi umum makin
kompetitif, seiring dengan terbukanya pasar seiring dengan implementasi
Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Lembaga pemeringkat itu menyatakan, pasar industri asuransi nasional cukup menjanjikan. Namun, pelaku industri harus tetap waspada terhada[ beberapa isu.
"Terkait dengan masyarakat ekonomi Asean, sebuah langkah penting yang harus disiapkan oleh industri asuransi di Indonesia adalah bagaimana menyiapkan diri menghadapi keterbukaan pasar," tulis Fitch, Rabu (20/11/2013).
Tantangan lainnya adalah kebijakan pemerintah mengenai jaminan kesehatan masyarakat melalui BPJS dinilai memiliki pengaruh terhada industri asuransi nasional. Meskipun tidak terlalu besar, namun industri asuransi harus bisa mencari celah yang ada.
Secara umum, lembaga pemeringkat tersebut menyatakan prospek pertumbuhan asuransi dalam jangka menengah dan jangka panjang stabil, bahkan bisa cukup atraktif. Hal itu lantaran penetrasi asuransi masih cukup rendah, naiknya kesadaran masyarakat tentang risiko serta bertumbuhnya kesejahteraan masyarakat.
"Saat ini, total penetrasi asuransi di Indonesia hanya sekitar 1,77 persen dari total PDB. Ini jauh lebih rendah jika dibandingak dengan Singapura yang mencapai 6,03 persen dari PDB serta 4,8 persen di Malaysia," tulis Fitch.
Lembaga pemeringkat itu menyatakan, pasar industri asuransi nasional cukup menjanjikan. Namun, pelaku industri harus tetap waspada terhada[ beberapa isu.
"Terkait dengan masyarakat ekonomi Asean, sebuah langkah penting yang harus disiapkan oleh industri asuransi di Indonesia adalah bagaimana menyiapkan diri menghadapi keterbukaan pasar," tulis Fitch, Rabu (20/11/2013).
Tantangan lainnya adalah kebijakan pemerintah mengenai jaminan kesehatan masyarakat melalui BPJS dinilai memiliki pengaruh terhada industri asuransi nasional. Meskipun tidak terlalu besar, namun industri asuransi harus bisa mencari celah yang ada.
Secara umum, lembaga pemeringkat tersebut menyatakan prospek pertumbuhan asuransi dalam jangka menengah dan jangka panjang stabil, bahkan bisa cukup atraktif. Hal itu lantaran penetrasi asuransi masih cukup rendah, naiknya kesadaran masyarakat tentang risiko serta bertumbuhnya kesejahteraan masyarakat.
"Saat ini, total penetrasi asuransi di Indonesia hanya sekitar 1,77 persen dari total PDB. Ini jauh lebih rendah jika dibandingak dengan Singapura yang mencapai 6,03 persen dari PDB serta 4,8 persen di Malaysia," tulis Fitch.
Sumber: Kompas
Tags
News