Jakarta -
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai bahwa Program
Pemerintah melalui Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
yang akan resmi berjalan pada 2014 akan berbenturan dengan industri
asuransi kesehatan. Direktur Eksekutif AAUI, Julian Noor mengatakan,
hal ini akan mengakibatkan persaingan di bisnis asuransi kesehatan akan
semakin ketat. ”Nantinya BPJS Kesehatan juga akan masuk ke kelas dua
dan kelas satu, apakah ini tidak akan berbenturan dengan industri
asuransi? Nantinya akan banyak perusahaan asuransi yang akan masuk ke
bisnis ini,” kata Julian di Jakarta, akhir pekan lalu.
Namun menurut dia, persaingan harga di industri asuransi kesehatan, masih belum terlalu mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan asuransi properti. “Untuk menyikapi benturan ini, AAUI telah membentuk tim untuk membicarakan formulasinya dengan BPJS Kesehatan,” jelas dia.
Dia mengharapkan pembahasannya bisa dilakukan dan diputuskan dalam waktu cepat. “Diharapkan dengan bertransformasinya BPJS Kesehatan, tidak mengganggu industri asuransi swasta,” kata dia
Hingga kuartal III 2013, AAUI berhasil mencatatkan premi bruto asuransi umum yang meningkat sebesar 18,7% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp33,9 triliun.
Julian Noor mengatakan pertumbuhan tersebut ditopang oleh asuransi kendaraan bermotor. "Pertumbuhan terbesar pada premi bruto secara nominal dicapai oleh lini usaha asuransi kendaraan bermotor dengan kenaikan sebesar Rp1,2 triliun," kata Julian.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pertumbuhan persentase terbesar terjadi pada lini bisnis asuransi kredit sebesar 151,9% atau Rp881,3 miliar. Sementara penurunan perolehan premi bruto hanya terjadi pada lini bisnis asuransi rangka pesawat dan satelit.
Sejalan dengan perolehan premi, klaim hingga kuartal ketiga juga mengalami peningkatan sebesar Rp13,8 triliun atau sebesar 25,2% dibanding periode yang sama di 2012. "Peningkatan klaim bruto secara amount yang tertinggi ada pada lini usaha asuransi kecelakaan dan kesehatan sebesar Rp1 triliun dan asuransi kendaraan bermotor Rp978 miliar," jelasnya.
Julian menambahkan, peningkatan persentase klaim bruto tertinggi terjadi pada lini bisnis rangka pesawat dan satelit sebesar 93,4 persen. "Kemudian disusul oleh lini asuransi kesehatan sebesar 63,9%," tandasnya.
Julian memprediksikan, hingga akhir tahun ini, AAUI pertumbuhan premi asuransi umum akan tetap bertahan di angka 18%. Sedangkan untuk klaim, diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini dikarenakan kenaikan klaim sudah menjadi tren di akhir tahun.
Sedangkan, untuk 2014, kata Julian, diperkirakan tiga lini bisnis, asuransi kendaraan bermotor, asuransi keselakaan dan kesehatan serta asuransi kredit akan terus mendominasi. Alasanya asuransi kendaraan bermotor akan bertumbuh besar lantaran tipikal masyarakat Indonesia yang konsumtif meski harga kendaraan meningkat.
"Karena fenomena masyarakat Indonesia unik dalam pembelian kendaraan, ketika naik harga akan mengerem sebentar tapi tetap beli," kata Julian.
Sedangkan untuk industri reasuransi umum, AAUI mencatat bahwa premi brutonya juga bertumbuh sebesar 21,2%. Bukan hanya premi reasuransi umum yang bertumbuh, dari sisi klaim, di industri ini juga mengalami kenaikan sebesar tujuh persen. "Sehingga mencatat pertumbuhan hasil underwriting positif dan lebih baik," katanya. [sylke]
Namun menurut dia, persaingan harga di industri asuransi kesehatan, masih belum terlalu mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan asuransi properti. “Untuk menyikapi benturan ini, AAUI telah membentuk tim untuk membicarakan formulasinya dengan BPJS Kesehatan,” jelas dia.
Dia mengharapkan pembahasannya bisa dilakukan dan diputuskan dalam waktu cepat. “Diharapkan dengan bertransformasinya BPJS Kesehatan, tidak mengganggu industri asuransi swasta,” kata dia
Hingga kuartal III 2013, AAUI berhasil mencatatkan premi bruto asuransi umum yang meningkat sebesar 18,7% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp33,9 triliun.
Julian Noor mengatakan pertumbuhan tersebut ditopang oleh asuransi kendaraan bermotor. "Pertumbuhan terbesar pada premi bruto secara nominal dicapai oleh lini usaha asuransi kendaraan bermotor dengan kenaikan sebesar Rp1,2 triliun," kata Julian.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pertumbuhan persentase terbesar terjadi pada lini bisnis asuransi kredit sebesar 151,9% atau Rp881,3 miliar. Sementara penurunan perolehan premi bruto hanya terjadi pada lini bisnis asuransi rangka pesawat dan satelit.
Sejalan dengan perolehan premi, klaim hingga kuartal ketiga juga mengalami peningkatan sebesar Rp13,8 triliun atau sebesar 25,2% dibanding periode yang sama di 2012. "Peningkatan klaim bruto secara amount yang tertinggi ada pada lini usaha asuransi kecelakaan dan kesehatan sebesar Rp1 triliun dan asuransi kendaraan bermotor Rp978 miliar," jelasnya.
Julian menambahkan, peningkatan persentase klaim bruto tertinggi terjadi pada lini bisnis rangka pesawat dan satelit sebesar 93,4 persen. "Kemudian disusul oleh lini asuransi kesehatan sebesar 63,9%," tandasnya.
Julian memprediksikan, hingga akhir tahun ini, AAUI pertumbuhan premi asuransi umum akan tetap bertahan di angka 18%. Sedangkan untuk klaim, diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini dikarenakan kenaikan klaim sudah menjadi tren di akhir tahun.
Sedangkan, untuk 2014, kata Julian, diperkirakan tiga lini bisnis, asuransi kendaraan bermotor, asuransi keselakaan dan kesehatan serta asuransi kredit akan terus mendominasi. Alasanya asuransi kendaraan bermotor akan bertumbuh besar lantaran tipikal masyarakat Indonesia yang konsumtif meski harga kendaraan meningkat.
"Karena fenomena masyarakat Indonesia unik dalam pembelian kendaraan, ketika naik harga akan mengerem sebentar tapi tetap beli," kata Julian.
Sedangkan untuk industri reasuransi umum, AAUI mencatat bahwa premi brutonya juga bertumbuh sebesar 21,2%. Bukan hanya premi reasuransi umum yang bertumbuh, dari sisi klaim, di industri ini juga mengalami kenaikan sebesar tujuh persen. "Sehingga mencatat pertumbuhan hasil underwriting positif dan lebih baik," katanya. [sylke]
Sumber: neraca