Metrotvnews.com, Jakarta: Laporan Fitch Ratings
memaparkan bahwa prospek peringkat untuk sektor asuransi jiwa dan
asuransi umum di Indonesia pada tahun 2014 adalah Stabil, didukung oleh
pertumbuhan pasar yang stabil, eksposur pada risiko ekuitas yang
terkendali, dan margin operasional yang stabil.
Prospek Sektor adalah Stabil, mencerminkan pandangan Fitch bahwa pasar yang luas dan penetrasi pasar yang rendah terus menawarkan peluang pertumbuhan yang menarik serta didukungnya permintaan sektor oleh pertumbuhan kelas menengah dan meningkatnya tingkat pendapatan.
Selain itu, kinerja operasional perusahaan asuransi tidak terpengaruh oleh kerugian dari bencana alam pada tahun 2013.
Fitch memperkirakan prospek pertumbuhan akan tetap menarik dalam jangka menengah hingga jangka panjang, didorong oleh penetrasi yang rendah, peningkatan kesadaran risiko, dan kenaikan tingkat kemakmuran.
Swiss Re memperkirakan jumlah penetrasi asuransi hanya mencapai sekitar 1,77% dari PDB Indonesia - jauh lebih rendah dari 6,03% untuk Singapura dan 4,8 % untuk Malaysia.
Statistik industri menunjukkan bahwa premi bruto kedua sektor asuransi jiwa dan umum di Indonesia masing-masing tumbuh lebih dari 10% yoy pada semester pertama tahun 2013.
Kegiatan M&A diperkirakan akan tumbuh dalam jangka waktu pendek hingga menengah disebabkan ketertarikan investor asing pada peluang pertumbuhan industri.
M&A dapat didorong oleh kebutuhan perusahaan asuransi untuk mengumpulkan modal minimum sebesar IDR100bn pada akhir 2014 dibandingkan dengan IDR70bn saat ini, serta kesempatan bagi perusahaan asuransi lokal untuk meningkatkan ukuran mereka demi meningkatkan daya saing menjelang liberalisasi pasar yang akan datang.
Batas kepemilikan asing di Indonesia, di 80%, lebih tinggi daripada di banyak negara regional lainnya.
Prospek Stabil untuk Peringkat mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa kondisi perekonomian Indonesia akan tetap terkendali.
Outlook dapat direvisi menjadi negatif dalam hal terjadinya guncangan eksogen yang ekstrim. Volatilitas pasar ekuitas yang diterjemahkan ke dalam kerugian operasional dan erosi modal yang besar untuk sektor secara keseluruhan juga bisa mengubah pandangan tersebut.
Mengingat pandangan eksposur Indonesia terhadap risiko bencana alam, kenaikan yang tak terduga dan signifikan dalam kerugian yang diasuransikan dari bencana alam di negeri ini juga bisa menyebabkan tekanan pada profitabilitas operasional, terutama di sektor asuransi umum. (Wibowo)
Prospek Sektor adalah Stabil, mencerminkan pandangan Fitch bahwa pasar yang luas dan penetrasi pasar yang rendah terus menawarkan peluang pertumbuhan yang menarik serta didukungnya permintaan sektor oleh pertumbuhan kelas menengah dan meningkatnya tingkat pendapatan.
Selain itu, kinerja operasional perusahaan asuransi tidak terpengaruh oleh kerugian dari bencana alam pada tahun 2013.
Fitch memperkirakan prospek pertumbuhan akan tetap menarik dalam jangka menengah hingga jangka panjang, didorong oleh penetrasi yang rendah, peningkatan kesadaran risiko, dan kenaikan tingkat kemakmuran.
Swiss Re memperkirakan jumlah penetrasi asuransi hanya mencapai sekitar 1,77% dari PDB Indonesia - jauh lebih rendah dari 6,03% untuk Singapura dan 4,8 % untuk Malaysia.
Statistik industri menunjukkan bahwa premi bruto kedua sektor asuransi jiwa dan umum di Indonesia masing-masing tumbuh lebih dari 10% yoy pada semester pertama tahun 2013.
Kegiatan M&A diperkirakan akan tumbuh dalam jangka waktu pendek hingga menengah disebabkan ketertarikan investor asing pada peluang pertumbuhan industri.
M&A dapat didorong oleh kebutuhan perusahaan asuransi untuk mengumpulkan modal minimum sebesar IDR100bn pada akhir 2014 dibandingkan dengan IDR70bn saat ini, serta kesempatan bagi perusahaan asuransi lokal untuk meningkatkan ukuran mereka demi meningkatkan daya saing menjelang liberalisasi pasar yang akan datang.
Batas kepemilikan asing di Indonesia, di 80%, lebih tinggi daripada di banyak negara regional lainnya.
Prospek Stabil untuk Peringkat mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa kondisi perekonomian Indonesia akan tetap terkendali.
Outlook dapat direvisi menjadi negatif dalam hal terjadinya guncangan eksogen yang ekstrim. Volatilitas pasar ekuitas yang diterjemahkan ke dalam kerugian operasional dan erosi modal yang besar untuk sektor secara keseluruhan juga bisa mengubah pandangan tersebut.
Mengingat pandangan eksposur Indonesia terhadap risiko bencana alam, kenaikan yang tak terduga dan signifikan dalam kerugian yang diasuransikan dari bencana alam di negeri ini juga bisa menyebabkan tekanan pada profitabilitas operasional, terutama di sektor asuransi umum. (Wibowo)
Editor: Asnawi Khaddaf
Sumber: Metrotvnews
Tags
News