Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Asuransi
Umum Indonesia meyakini kehadiran produk asuransi berbasis investasi
bakal mendongkrak kinerja industri, terutama segmen ritel pada tahun
ini.
Pasalnya, Asosiasi
Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai produk tersebut bakal memberi
kemasan yang menarik bagi masyarakat. Selama ini, keberadaan produk
asuransi berbasis investasi memang selalu menarik minat konsumen.
“Jadi,
seakan-akan premi yang dibayar ke perusahaan asuransi tidak hilang.
Industri asuransi jiwa sudah memulainya dengan produk unit linked-nya,”
kataDirektur Eksekutif AAUI Julian Noor di Jakarta, seperti dikutip
Bisnis.com, Kamis (25/6).
Pada
dasarnya, pada sebuah produk asuransi berbasis investasi, konsumen
tidak hanya diharuskan membayar premi untuk biaya proteksi atau risiko,
tetapi juga tabungan investasi di beberapa instrumen tertentu.
Layaknya
sebuah produk investasi, konsumen memang dimungkinkan untuk mengambil
dana tunai jika telah mencapai suatu periode tertentu. Selama beberapa
tahun terakhir, produk unit linked di asuransi jiwa telah menjadi
primadona mengalahkan produk tradisional.
Per
kuartal I/2015, data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)
menunjukkan produk unit linked masih menjadi kontributor terbesar hingga
53,9% dari total pendapatan premi, sedangkan produk tradisional hanya
menyumbang 46,1%.
Total
pendapatan premi yang diperoleh dari produk unit linked naik 24,4%, dan
produk tradisional naik 33,6% sepanjang Jnauari-Maret tahun ini.
Menurutnya, asosiasi tidak akan terburu-buru dalam menyasar potensi produk tersebut karena regulator masih mendiskusikannya.
“Payung
hukumnya belum keluar, jadi kami belum bisa berbicara detil. Yang
jelas, dari pihak pasar modal sangat mendukung karena berpotensi
meningkatkan kedalaman pasar finansial Indonesia,” ungkapnya.
Ketika
dikonfirmasi, Firdaus Djaelani, Komisioner Industri Keuangan Non Bank
(IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan pihaknya belum bisa
memastikan regulasi tersebut selesai dibahas.
“Semua masih dibahas. Memang ada arah kesana, tetapi belum bisa dipastikan kapannya,” katanya.
Sumber: Bisnis