JAKARTA. PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) membidik perolehan premi sebesar Rp 6,1 triliun pada tahun ini. Target tersebut meningkat 17,3% dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp 5,2 triliun.
Penyumbang terbesar pendapatan premi Jasindo adalah segmen ritel. Tahun lalu, Jasindo membukukan premi dari segmen ritel sebesar Rp 1,5 triliun. Tahun ini, premi segmen ritel ditargetkan mencapai Rp 2 triliun.
Sahata Tobing, Direktur Operasi Ritel Jasindo mengatakan, peningkatan premi ditargetkan dari penetrasi bisnis asuransi usaha tani padi (AUTP) dan asuransi usaha tani sapi (AUTS) yang berkembang cukup pesat.
Jasindo menargetkan sampai semester I-2017 dapat memproteksi 1 juta hektare untuk segmen AUTP. "Sampai April 2017 sudah mengcover 600.000 hektare dengan klaim sekitar Rp 67 miliar. Jika semester satu ini bisa berhasil sampai 1 juta hektare, maka sampai akhir tahun ini, kita tingkatkan targetnya menjadi 1,5 juta hektare," ujar Sahata, baru-baru ini.
Sahata mengatakan, Jasindo akan terus meningkatkan bisnisnya di Jawa Tengah, Jawa Berat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan Bali, Sumatra Selatan dan Sumatra Barat. Menurutnya, saat ini pejabat pemerintah daerah (pemda) sangat mendorong perlindungan ketahanan pangan. "Karena manfaatnya benar-benar dirasakan oleh petani, apalagi sewaktu banjir, kita benar-benar langsung cover," paparnya.
Masyarakat sudah mulai mengerti pentingnya perlindungan ketahanan pangan. "Harapannya dengan berkembangnya program ini mereka bisa masuk inklusi keuangan juga sehingga pendapatan para petani juga bisa meningkat," ujar Sahata.
Selain AUTP, segmen AUTS juga tengah berkembang pesat. Sampai akhir tahun ini, Jasindo menargetkan dapat mengcover 120.000 ekor sapi. Meskipun realisasi sampai April 2017, baru mencapai 26%, namun Sahata optimistis mencapai target. Sebab, perusahaan sudah menemukan pusat sapi diantaranya di daerah NTB, sulawesi, Sumatra Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Selain itu, pemda juga sangat mendukung program kami ini, bahkan ada yang membuat kelompok kerja untuk mendukung program ini," ujar Sahata.
Tahun ini, Jasindo juga akan lebih mengembangkan proteksi asuransi ketahanan pangan dari komoditas lain seperti jagung, bawang, dan cabai. "Kami sedang siapkan programnya. Harapannya nanti jika sudah siap dapat mendorong stabilitas harganya," ujar Sahata.
Penyumbang terbesar pendapatan premi Jasindo adalah segmen ritel. Tahun lalu, Jasindo membukukan premi dari segmen ritel sebesar Rp 1,5 triliun. Tahun ini, premi segmen ritel ditargetkan mencapai Rp 2 triliun.
Sahata Tobing, Direktur Operasi Ritel Jasindo mengatakan, peningkatan premi ditargetkan dari penetrasi bisnis asuransi usaha tani padi (AUTP) dan asuransi usaha tani sapi (AUTS) yang berkembang cukup pesat.
Jasindo menargetkan sampai semester I-2017 dapat memproteksi 1 juta hektare untuk segmen AUTP. "Sampai April 2017 sudah mengcover 600.000 hektare dengan klaim sekitar Rp 67 miliar. Jika semester satu ini bisa berhasil sampai 1 juta hektare, maka sampai akhir tahun ini, kita tingkatkan targetnya menjadi 1,5 juta hektare," ujar Sahata, baru-baru ini.
Sahata mengatakan, Jasindo akan terus meningkatkan bisnisnya di Jawa Tengah, Jawa Berat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan Bali, Sumatra Selatan dan Sumatra Barat. Menurutnya, saat ini pejabat pemerintah daerah (pemda) sangat mendorong perlindungan ketahanan pangan. "Karena manfaatnya benar-benar dirasakan oleh petani, apalagi sewaktu banjir, kita benar-benar langsung cover," paparnya.
Masyarakat sudah mulai mengerti pentingnya perlindungan ketahanan pangan. "Harapannya dengan berkembangnya program ini mereka bisa masuk inklusi keuangan juga sehingga pendapatan para petani juga bisa meningkat," ujar Sahata.
Selain AUTP, segmen AUTS juga tengah berkembang pesat. Sampai akhir tahun ini, Jasindo menargetkan dapat mengcover 120.000 ekor sapi. Meskipun realisasi sampai April 2017, baru mencapai 26%, namun Sahata optimistis mencapai target. Sebab, perusahaan sudah menemukan pusat sapi diantaranya di daerah NTB, sulawesi, Sumatra Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Selain itu, pemda juga sangat mendukung program kami ini, bahkan ada yang membuat kelompok kerja untuk mendukung program ini," ujar Sahata.
Tahun ini, Jasindo juga akan lebih mengembangkan proteksi asuransi ketahanan pangan dari komoditas lain seperti jagung, bawang, dan cabai. "Kami sedang siapkan programnya. Harapannya nanti jika sudah siap dapat mendorong stabilitas harganya," ujar Sahata.
Sumber: kontan
Jasindo... perusahaan BUMN yang kuat
ReplyDelete