TEMPO.CO, Jakarta
- Industri asuransi di Indonesia dianggap berpeluang tumbuh lebih baik
dari perbankan. Tingkat penetrasi yang masih rendah, meningkatnya
kesadaran publik, serta naiknya level pendidikan dianggap menjadi faktor
yang akan memberi ruang tumbuh bagi industri asuransi di Indonesia.
“Saya melihat peluang pertumbuhan dan penetrasi asuransi di Indonesia bahkan lebih baik dari perbankan,” kata Sudyawi Sahlan, Chief Marketing Officer PT Tokio Marine Life Indonesia kepada Tempo di Jakarta, Rabu, 7 Juni 2017.
Dalam catatan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), saat ini, tingkat penetrasi asuransi sekitar 7,5-8 persen dari total jumlah penduduk Indonesia, yang mencapai lebih dari 255 juta jiwa. Angka itu terbilang kecil jika dibanding negara lain. Karena itu, para pelaku industri, AAJI, dan regulator perlu terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk berasuransi. “Masih banyak regulasi yang harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi digital yang begitu pesat,” ujarnya.
Ia mencontohkan aturan tentang sertifikat polis yang masih harus dikirim secara fisik serta keharusan adanya tanda tangan dengan tinta basah di atas polis, yang saat ini terasa kurang relevan. Di masa lalu, kata dia, semua aturan itu penting untuk melakukan verifikasi sebagai bagian dari prinsip prudensialitas. Namun, dengan begitu banyaknya kemajuan teknologi saat ini, proses verifikasi bisa dilakukan lewat berbagai cara, seperti pemindaian barcode, aplikasi password, dan cara lain yang tak mengharuskan adanya dokumen fisik yang diantar.
Selain regulasi yang harus aman dan memudahkan bagi masyarakat untuk menjangkau, Sudyawi menuturkan faktor pendidikan dan kultur juga memegang peran penting. Semakin baik level edukasi masyarakat, kata dia, semakin tinggi kesadaran publik atas pentingnya jaminan asuransi. “Sebab, kita tahu hidup tak selalu berjalan seperti yang dikehendaki atau rencanakan. Di situlah asuransi menjadi kebutuhan penting,” tuturnya.
Dengan maksud mendukung edukasi itu pula, Tokio Marine Life, yang beroperasi di Indonesia sejak 2012, meluncurkan video serial dengan tajuk #kitaSIAP #JemputBahagia episode pertama. Video yang dirilis pekan lalu tersebut merupakan bagian dari lima episode serial Ramadan, yang akan ditayangkan melalui media sosial. Isinya, mengajak masyarakat Indonesia lebih bijaksana menentukan pilihan. “Mulai hal yang paling kecil hingga bertanggungjawab atas setiap pilihan yang diambil,” ucapnya.
TOMI ARYANTO
Sumber: Tempo Co
“Saya melihat peluang pertumbuhan dan penetrasi asuransi di Indonesia bahkan lebih baik dari perbankan,” kata Sudyawi Sahlan, Chief Marketing Officer PT Tokio Marine Life Indonesia kepada Tempo di Jakarta, Rabu, 7 Juni 2017.
Dalam catatan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), saat ini, tingkat penetrasi asuransi sekitar 7,5-8 persen dari total jumlah penduduk Indonesia, yang mencapai lebih dari 255 juta jiwa. Angka itu terbilang kecil jika dibanding negara lain. Karena itu, para pelaku industri, AAJI, dan regulator perlu terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk berasuransi. “Masih banyak regulasi yang harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi digital yang begitu pesat,” ujarnya.
Ia mencontohkan aturan tentang sertifikat polis yang masih harus dikirim secara fisik serta keharusan adanya tanda tangan dengan tinta basah di atas polis, yang saat ini terasa kurang relevan. Di masa lalu, kata dia, semua aturan itu penting untuk melakukan verifikasi sebagai bagian dari prinsip prudensialitas. Namun, dengan begitu banyaknya kemajuan teknologi saat ini, proses verifikasi bisa dilakukan lewat berbagai cara, seperti pemindaian barcode, aplikasi password, dan cara lain yang tak mengharuskan adanya dokumen fisik yang diantar.
Selain regulasi yang harus aman dan memudahkan bagi masyarakat untuk menjangkau, Sudyawi menuturkan faktor pendidikan dan kultur juga memegang peran penting. Semakin baik level edukasi masyarakat, kata dia, semakin tinggi kesadaran publik atas pentingnya jaminan asuransi. “Sebab, kita tahu hidup tak selalu berjalan seperti yang dikehendaki atau rencanakan. Di situlah asuransi menjadi kebutuhan penting,” tuturnya.
Dengan maksud mendukung edukasi itu pula, Tokio Marine Life, yang beroperasi di Indonesia sejak 2012, meluncurkan video serial dengan tajuk #kitaSIAP #JemputBahagia episode pertama. Video yang dirilis pekan lalu tersebut merupakan bagian dari lima episode serial Ramadan, yang akan ditayangkan melalui media sosial. Isinya, mengajak masyarakat Indonesia lebih bijaksana menentukan pilihan. “Mulai hal yang paling kecil hingga bertanggungjawab atas setiap pilihan yang diambil,” ucapnya.
TOMI ARYANTO
Sumber: Tempo Co
Tags
News
The analysis of Indonesia's insurance industry highlights promising growth prospects fueled by factors like low penetration levels and rising public awareness. This presents ample expansion opportunities, especially in comparison to the banking sector. As tackle their marketing management homework for uk students, examining such emerging markets can provide valuable insights into strategic planning and market entry strategies. Understanding the dynamics of insurance growth in Indonesia offers a practical case study for students to explore various marketing approaches and challenges in tapping into new demographics and markets.
ReplyDelete