JawaPos.com -
Kebijakan pemerintah mendorong asuransi sektor pertanian dan
peternakan mulai diminati petani dan peternak. Setidaknya, Jumlah sawah
petani yang diasuransikan dalam dua tahun terakhir ini semakin luas.
Bila tahun 2016 baru 660 ribu hektare, hingga akhir 2017 ini diharapkan
naik menjadi satu juta hektare.
"Banyak petani makin sadar resiko tinggi. Ada hama tikus,
wereng, dan penyakit lain. Belum lagi faktor alam seperti banjir dan
kekeringan," ujar Ika Dwinita Sofa, Kepala Urusan Usaha Pertanian
Asuransi Jasindo (BUMN) dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (6/6).
Sepanjang 2016 BUMN sektor asuransi ini telah membayar klaim
kepada petani sampai Rp 71 miliar. Sekitar 70% diberikan kepada petani
Jateng dan Jatim yang sawahnya puso terkena banjir Bengawan Solo.
Menurut
Ika ada karakteristik khas di kalangan petani. Para peserta asuransi
pertanian yang baru kebanyakan yang sebelumnya merasakan manfaat
asuransi. Sementara yang panennya normal menolak kembali ikut asuransi.
"Sebanyak 75 persen peserta asuransi pertanian justru petani penggarap. Bukan pemilik lahan. Mungkin karena pengambilan keputusan soal asuransi tidak bisa cepat," ucap Yuko Gunawan Corporate Secretary Jasindo.
Biayanya premi relatif terjangkau. Per hektare sawah preminya Rp 180 ribu. Namun mendapat subsidi pemerintah 70% sehingga petani cukup mengeluarkan Rp 36 ribu. Sementara nilai pertanggungannya Rp 6 juta per hektare jika mengalami gagal panen 70 persen.
Selain produk asuransi usaha tani padi Jasindo juga meluncurkan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS). Yang tercover asuransinya sebanyak 57.175 ekor sapi.
Jasindo yang memperingati HUT-nya yang ke-44 senantiasa mendukung program-program pemerintah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk yang dilakukan dengan pengembangan asuransi pertanian dan peternakan dan sejumlah program CSR lainnya.
Terakhir, Jasindo hadir dalam berbagi dengan memberi bingkisan kepada 5.000 anak yatim, fakir miskin, dan mendirikan kampung sehat dengan pengobatan gratis yang diadakan serentak di seluruh kantor cabangnya di Indonesia.(nas/JPG)
Sumber JawaPos Com
"Sebanyak 75 persen peserta asuransi pertanian justru petani penggarap. Bukan pemilik lahan. Mungkin karena pengambilan keputusan soal asuransi tidak bisa cepat," ucap Yuko Gunawan Corporate Secretary Jasindo.
Biayanya premi relatif terjangkau. Per hektare sawah preminya Rp 180 ribu. Namun mendapat subsidi pemerintah 70% sehingga petani cukup mengeluarkan Rp 36 ribu. Sementara nilai pertanggungannya Rp 6 juta per hektare jika mengalami gagal panen 70 persen.
Selain produk asuransi usaha tani padi Jasindo juga meluncurkan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS). Yang tercover asuransinya sebanyak 57.175 ekor sapi.
Jasindo yang memperingati HUT-nya yang ke-44 senantiasa mendukung program-program pemerintah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk yang dilakukan dengan pengembangan asuransi pertanian dan peternakan dan sejumlah program CSR lainnya.
Terakhir, Jasindo hadir dalam berbagi dengan memberi bingkisan kepada 5.000 anak yatim, fakir miskin, dan mendirikan kampung sehat dengan pengobatan gratis yang diadakan serentak di seluruh kantor cabangnya di Indonesia.(nas/JPG)
Sumber JawaPos Com
Thе positivе trеnd in farmеrs еmbracing agricultural insurancе rеflеcts a growing awarеnеss of thе importance of risk mitigation in thе sеctor. Thе govеrnmеnt's stratеgic policy to еncouragе insurancе has rеsonatеd with farmеrs and brееdеrs, еvidеnt in thе substantial risе from 660 thousand hеctarеs in 2016 to an anticipatеd onе million hеctarеs by thе еnd of 2017. This shift not only safеguards livеlihoods but also augurs wеll for thе ovеrall stability of thе agricultural and livеstock industries. make my essay morе concisе, plеasе!
ReplyDelete